Camping Dan Caving Di Goa Cerme, Yogyakarta Bersama Kpg Regional Solo Raya

Anggota KPG regional Solo raya

Sekilas perihal gua Cerme

Gua Cerme merupakan gua alami sebagai peninggalan bersejarah. Terbentuknya gua Cerme alasannya faktor alam dalam waktu ribuan bahkan ratusan ribu tahun lamanya. Gua Cerme terletak di dusun Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul atau sekitar 20 km selatan Yogyakarta. Gua Cerme mempunyai panjang 1,5 km yang tembus hingga sendang di wilayah Panggang, desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Di samping gua Cerme, disekitarnya terdapat gua lain yang lebih kecil menyerupai goa Dalang, goa Ledek, goa Badut, goa Kaum.


Selamat sore kawan.
Mumpung mood masih menyala. Langsung dah saya sempatkan menulis catatan perjalanan kemarin di Goa Cerme, Imogiri bersama teman-teman KPG Solo Raya. Kalau ditunda-tunda sanggup lupa dan ga ditulis menyerupai perjalanan yang sudah-sudah.

Langsung saja kita simak dongeng selengkapnya dibawah ini.

Sebelumnya tidak ada niat untuk pergi caving ke Goa Cerme, Imogiri. Namun, sehabis melihat brosur yang berisikan plan program KPG Regional Solo Raya. Saya eksklusif berminat mengikuti program tersebut. Mengenai caving dan rock climbing di Imogiri.

Kamis malam saya konfirmasi keikutsertaan saya untuk berpartisipasi sebagai anggota program tersebut. Karena program jatuh pada hari sabtu. Kedua sahabat saya, Semar dan Gunawan tertarik untuk ikut juga. Berangkatlah kami sehabis dirasa siap untuk meluncur ke Imogiri.

Kami hingga di daerah meeting point pukul 15:00 WIB. Lanjut berkenalan sambil berjabat tangan dengan semua anggota. Setelah menunggu salah satu sahabat dari anggota KPG Regional Soloraya sampai. Kami eksklusif berangkat menuju Imogiri, Yogyakarta.

Kami berangkat menaiki motor secara bersamaan. Dari Solo perjalanan melewati Klaten. Kemudian dilanjutkan menuju Bantul, Yogyakarta.

Tujuan pertama kami bukanlah goa Cerme. Melainkan hutan lindung yang dijadikan tempat wisata dan Camp Ground. Pada pukul 18:00 WIB kami hingga dilokasi dan siap mendirikan camp. Namun, alasannya adanya hambatan belum terkumpulnya semua anggota.

Hutan lindung

Maka, kami putuskan untuk menunggu ketum Komunitas Pendaki Gunung Regional  Solo Raya, Tyo. Ya, Tyo lah ketua umum KPG Regional Solo Raya. Diselingi dialog santai, datanglah kang Tyo bersama 3 orang lain pada pukul 19:15 WIB.

Karena malam sudah mulai terang dengan udara yang sejuk. Kami lekas mencari spot untuk mendirikan lapak. Tepat dibawah spot sunrise, kami mendirikan tenda bersama-sama. Semua tenda telah terpancang gagah dilengang dan bisunya malam.

Acara selanjutnya ialah perkenalan dan briefing untuk kegiatan esok hari. Malam itu kami habiska dengan dialog santai dan tertawa lepas. Kecuali saya dan kedua temanku yang sedikit diam. Bukan alasannya sombong atau tak nyaman. Tapi, alasannya saya pribadi merasa kekurangan materi untuk disampaikan. Karena rendahnya pengetahuan dan pengalaman saya.

Camp dilihat dari atas pohon

Pukul 00:00 WIB hampir semua orang yang ada sudah terlelap. Pagi harinya tiga orang ditendaku tak sanggup bangkit pagi dan tidak sanggup ikut melihat sunrise. Kami berempat hanya berjaga di camp. Sesekali kai berjalan disekeliling camp untuk melihat-lihat keadaan sekitar.

Ternyata 50 meter dari camp kami temukan Watu tumpang sesuai plang yang ada. Watu tumpang merupakan kerikil besar dengan tinggi sekitar 3 meter. Mungkin alasannya kerikil tersebut bertindih dengan kerikil kecil atau menumpang di kerikil kecil. Sehingga dinamakan Watu tumpang (batu tumpang).

Watu tumpang


Setelah beberapa usang sampailah semua anggota di camp. Tepat pada pukul 9 kami packing barang bawaan dan melanjutkan perjalanan menuju goa Cerme dengan keadaan steril.

Basecamp goa Cerme

 Hanya dengan waktu kurang lebih 30 menit kami hingga di pos jaga goa Cerme. Semua barang bawaan yang berat kami titipkan di sana.
Kami beristirahat terlebih dahulu sebelum melaksanakan caving atau susur goa Cerme.

Berfoto disalah satu ornamen goa

Sekitar pukul 11:00 kami berangkat dari verbal goa Cermai. Medan awal yang harus dilewati ialah anak tangga yang terbuat dari beton. Kemudian dipenghujung anak tangga, medan eksklusif bermetamorfosis bebatuan.

Dinding gua yang indah jawaban bentukan alam

Butuh kehati-hatian untuk melewati medan menyerupai goa Cerme. Kontur bebatuan kapur yang sangat keras sanggup saja dengan gampang melukai tubuh. Beberapa ornamen yang terbentuk melalui proses alam sangat menarik untuk diabadikan melalui lensa kamera.

Salah satu anggota KPG regional Solo raya

Semakin meringsek kedalam semakin berfariasi medan yang dilalui. Mulai dari stalagtit dan stalagmit yang terbentuk jawaban tetesan air kapur, air sedalam 1-1,5 meter, hingga ada beberapa titik yang tidak mengecewakan sempit.

Gua Cerme juga menjadi habitat bagi beberapa satwa. Sepeti jangkrik, kelelawar, bahkan ada juga sidat didalamnya. Namun, sayang sekali saya tidak sanggup mengabadikan gambarnya.

Setelah berjalan sekitar 1,5 km dengan waktu sekitar 2 jam. Sampailah kami di verbal gua lainnya yang terletak di kabupaten Gunung kidul, Yogyakarta. Pesisir selatan memang banyak menyimpan gua-gua yang luar biasa dibalik tandusnya batuan kars.

Perjalanan menuju basecamp sendiri tidak begitu lama. Hanya sekitar 15 menit untuk hingga di basecamp kembali. Pengunjung sanggup mandi dan membersihkan diri disana. []H2S[]

Catatan :

- Usahakan jangan merokok di dalam gua.
- Bagi yang tidak membawa senter/headlamp sanggup menyewa di basecamp seharga 5.000 rupiah (harga sanggup berubah sewaktu-waktu).
- Gunakan celana panjang dengan materi quick dry supaya ringan dan cepat kering (jika ada).
- Agar lebih safety gunakan helm.

Terima kasih kepada :

- Semua anggota KPG Regional Solo Raya.
- Anggota acara.
- Camp ground Mangunan.

- Pengelola Gua Cerme.

Sekian artikel yang berjudul camping dan caving di gua Cerme, Yogyakarta bersama KPG Regional Solo Raya. Semoga brrmanfaat dan selamat berpetualang.

Komentar

Postingan Populer