Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan, Suasana Gres Menuju Titik Tertinggi Jawa Tengah
![]() |
| Menuju Puncak Gunung Slamet 3428 Mdpl |
Sekilas perihal Gunung Slamet
GunungSlamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3428 mdpl. Titik koordinat Gunung Slamet sendiri terletak pada 7˚14’30”LS,109˚12’30”BT. Sedangkan letak administratifnya mencakup Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Propinsi Jawa Tengah. Terdapat beberapa jalur pendakian untuk sanggup mencapai Puncak Gunung Slamet. Diantaranya, jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan, jalur pendakian Gunung Slamet via Guci, dan beberapa jalur pendakian Gunung Slamet lainnya menyerupai jalur pendakian Gunung Slamet via Baturraden dan Pemalang. Namun, jalur legal pendakian Gunung Slamet hanya ada 2, yaitu jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan dan jalur pendakian Gunung Slamet via Guci. Diposting kali ini saya akan menawarkan citra jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
1. Basecamp jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
![]() |
| Gambar : Basecamp Gunung Slamet via Bambangan |
Bambangan merupakan nama sebuah desa terakhir yang terletak di Kaki Gunung Slamet. Dahulu Basecamp pendakian Gunung Slamet via Bambangan masih memakai salah satu rumah warga. Namun alasannya ialah ramainya pendaki, Basecamp dipindahkan dan mempunyai tempat khusus yang cukup luas. Pendakian dimulai dari titik ini dengan berjalan kaki sehabis menuntaskan proses simaksi.
2. Pos 1 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
![]() |
| Gambar : Pos 1 G. Slamet via Bambangan. |
Kami berangkat sekitar pukul 19:06 WIB dari Basecamp. Baru berjalan beberapa puluh meter kita eksklusif disambut gapura pendakian. Selanjutnya berbelok kearah kanan memasuki perkebunan penduduk. Jalan yang dilalui tidak mengecewakan menanjak namun, masih terdapat beberapa bonus. Formasi awal Adi berada diposisi paling depan dan saya berposisi paling belakang bersama Gibran dan Syukur. Tim terpecah menjadi dua cuilan saat mulai memasuki hutan Pinus milik perhutani. Medan semakin menanjak dengan jalur pendakian yang sangat berdebu alasannya ialah hujan masih belum mengguyur daerah ini. Disepanjang jalur pendakian dari Basecamp menuju Pos 1 hanya melewati perkebunan dan hutan pinus perhutani. Hingga kesannya sampailah kita di Pos 1 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Pos 1 mempunyai bangunan atau pondok yang sanggup dipakai para pendaki untuk beristirahat. Tim menjadi satu kembali dan siap melanjutkan perjalanan menuju pos 2.
![]() |
| Gambar : Jalur pendakian yang sangat berdebu dimusim kemarau |
3. Pos 2 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Jalur yang dilalui semakin menanjak dan masih berdebu. Namun, dari vegetasi sendiri ada perbedaan. Dari yang tadinya didominasi oleh pohon pinus, kini menjadi lebih tertutup dengan pohon-pohon besar. Kami sempat beberapa kali beristirahat untuk mengatur nafas dan menstabilkan stamina sambil memakan beberapa kuliner kecil yang kami bawa. Tidak terlalu usang kami hingga di Pos 2 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Mungkin alasannya ialah ditemani banyolan-banyolan kocak khas Walang adventure yang dimotori oleh Rizka (ini nama seorang laki-laki bertubuh tidak mengecewakan gempal loh...) hehehe.
4. Pos 3 Jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
![]() |
| Gambar : Persimpangan antara jalur dari Pemalang dan Bambangan |
Perjalanan dilanjutkan kembali menuju pos 3 dengan medan yang semakin menanjak. Vegetasi semakin rapat alasannya ialah didominasi oleh pohon-pohon besar dan dibawahnya terdapat semak yang sama rapatnya. Dari sini mulai terlihat kalu tim sudah mulai kelelahan. Meskipun demikian, kami terus berjalan dan terus melangkah. Karena sasaran kami ialah pos 7, maka kami terus berjalan untuk hingga pos 7 pukul 04:00 WIB. Diantara Pos 2 dan Pos 3 terdapat persimpangan jalur pendakian dari jalur pendakian Pemalang. Berhati-hatilah saat perjalanan pulang atau kembali ke Basecamp. Perhatikan secara seksama plang petunjuk arah yang ada.
![]() |
| Gambar : Pos 3 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan |
5. Pos 4 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Ketika kita kembali beristirahat. Terlihat wajah lesu dan tubuh-tubuh yang mulai lunglai alasannya ialah sudah berjalan beberapa jam dengan medan yang terus menanjak. Sepertinya tim memang sudah ‘pincang’ dan tidak memungkinkan untuk meneruskan perjalanan. Dania dan Lia tampaknya sudah sangat mengantuk dan merosot dibarisan belakang. Itu mengindikasikan jikalau mereka berdua sudah sangat kelelahan dan disergap rasa kantuk. Sedangkan Fuji, satu anggota Siput lainnya menyerupai sedang terbakar semangatnya. Hampir disepanjang perjalanan beliau terus berkicau memecah heningnya suasana. Mungkin alasannya ialah ada partner untuk berduet. Fuji bersama Rizka tampaknya ialah partner yang cocok untuk memecah tenang dan lelah. Karena mereka bisa menghadirkan suasana jenaka dengan lawakan mereka masing-masing.
Seberapa tingkat emosi kita dalam menikmati perjalanan, badan kita tidak bisa berbohong jikalau ia tengah kelelahan dan merasa kantuk. Akhirnya saya dan Adi berjalan terlebih dahulu mencari lapak untuk mendirikan tenda. Tim sudah 'pincang' dan mengharuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Setelah saya menemukan area yang cukup luas untuk mendirikan keempat tenda yang kami bawa, eksklusif saja tenda pertama terpancang sambil menunggu kedatangan anggota lainnya. Kami memutuskan untuk camp dibawah pos 5 dengan banyak sekali pertimbangan. Sekitar pukul 01:45 WIB semua anggota sudah berkumpul diarea camp dan siap mendirikan tenda. Tidak ada banyak hal yang kami lakukan, alasannya ialah semuanya sudah didera kantuk. Tidak ada pilihan lain selain tidur pulas menyiapkan tenaga untuk esok.
6. Pos 5 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Keesokan paginya. Maaf, maksud saya pagi menuju siang harinya saya terbangun dan hanya tinggal kami bertiga (Aku, Adi, dan Syukur) yang masih berada di Camp. Samar-samar saya menyerupai bermimpi ada beberapa bidadari berusaha membangunkan tidurku dengan menyeret kakiku dengan senyum simetris.” Oh, ternyata saya hanya mimpi disiang bolong”. Hehehe.
Membersihkan kotoran yang telah mengering diwajah. Selanjutnya minum kopi ditemani remah roti yang tertinggal untuk kami nikmati. Kami putuskan untuk melaksanakan summit attack disiang bolong pada pukul 10:06 WIB. Mengingat teman-teman sudah berangkat terlebih dahulu pada pukul 07:30 WIB. Untuk berjaga-jaga kami membawa 4 botol air mineral dan beberapa kuliner kecil untuk bekal dan berjaga-jaga apabila teman-teman kehabisan bekal. Kami sengaja berjalan dengan cepat untuk mengejar ketertinggalan dari teman-teman yang berangkat terlebih dahulu.
7. Pos 6 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
![]() |
| Gambar : Pos 6 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan |
Aku terus berjalan tanpa henti hingga tak begitu menghiraukan vegetasi sekitar mulai sedikit terbuka. Pohon-pohon besar yang tadinya mendominasi perjalanan dari pos 2-5 kini sudah jarang terlihat. Sempat saya bergantian dengan Adi membawa daypack berisi bekal dibawah pos 6. Pos 6 hanya ada tempat untuk mendirikan camp dan tidak begitu luas. Aku masih terus berjalan dengan sasaran bertemu dengan anggota paling belakang yang sedang berjalan menuju puncak.
8. Pos 7 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Terus berjalan tanpa henti hingga nafas kian memburu alasannya ialah metabolisme badan semakin gencar. Apalagi debu-debu yang beterbangan terkena sepakan pendaki yang naik maupun turun semakin menciptakan mata pedih dan suasana kurang bersahabat. Namun, hal itu saya anggap biasa saja. Karena itulah resiko mendaki dimusim kemarau yang kering. Tak begitu usang sampailah saya di pos 7 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Di Pos 7 ada pondok atau bangunan untuk beristirahat. Dahulu ada bale-bale yang sanggup dipakai sebagai tempat tidur, tidak tau jikalau sekarang. Sebab, saya tidak masuk kedalam alasannya ialah mengejar teman-teman sependakian.
9. Pos 8 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
![]() |
| Gambar : Pos 8 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan |
Ditengah perjalanan dari pos 7 menuju pos 8, saya sempat terhenti sejenak. Tenggelam dalam lamunan dan hanya tertegun menatap sebuah tempat yang sudah jauh berubah, namun tetap ku kenali. “Inilah tempat dimana hidupku hampir berakhir 6 tahun silam. Terima kasih Tuhan, saya masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup dan kembali lagi kesini” saya berbicara pada diriku sendiri. Tentang memori pahit yang pernah menimpa diriku ditempat itu.
Lamunanku pecah seketika teringat kembali misi mengejar sahabat sependakian, Siput adventure.
Kita jalan lagi gan!
Aku kira mereka sudah dekat, alasannya ialah disepanjang jalur menuju puncak tampaknya mereka tak terlihat.
Benar saja. Sesampainya di pos 8 ada tiga perempuan siput pejuang tim hore yang sedang tertawa lepas dengan penuh tenaga berdiri kokoh dengan gagahnya? Hehehe. Oh, tidak ! termyata mereka sedang berbaring lemas tanpa sedikitpun membawa bekal (pelajaran yang harus diambil). Hehehe.
![]() |
| Gambar : Selfie di Pos 8 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan |
“Weh, kalian masih disini? Yang lain mana?” tanyaku.
“Udah naik mas/diatas mas/udah duluan mas” celetuk ketiga siput pejuang tim hore.
sambil meletakkan daypack yang saya bawa “nih minum ga? ada biskuit juga kayanya didalem”
Tak selang berapa usang Syukur disusul Adi hingga di pos 8. Mereka lekas bergabung dengan kami yang hingga terlebih dahulu di pos 8. Sambil minum dan makan sedikit bekal, kami ngobrol ngalor ngidul dengan tema yang tidak begitu jelas. Lumayan lah...untuk membangkitkan mood untuk melanjutkan perjalanan.
![]() |
| Gambar : Adi WB di atas Pos 8 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan |
10. Pos 9 jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan.
Sepertinya ketiga pejuang siput kembali menerima suntikan semangat dan siap melanjutkan perjalanan. Medan yang dilalui semakin menanjak dan semakin terbuka. Disekitar terdapat beberapa bunga edelweiss yang sama sekali tidak berbunga, dan beberapa tumbuhan yang mengering. Panorama mulai terpampang terang dengan semakin terbukanya vegetasi. Ada punggungan dengan tebing vertikal disalah satu sisinya, ada hamparan hutan yang mengelam disapu kabut, dan di atas, trek menuju puncak terpampang terang didepan mata.
![]() |
| Gambar : Rihan di Plawangan |
Jarak dari pos 8 menuju pos 9 tidak begitu jauh, namun sedikit lebih terjal dari sebelumnya. Kami terus berjalan perlahan menuju pos 9 (Plawangan). Pos 9 merupakan batas vegetasi dan juga terdapat dua tempat 3 tempat untuk mendirikan tenda. Kami sempat beristirahat di pos 9 bersama teman-teman lainnya. Sambil ngobrol santai dan menikmati pemandangan yang sangat indah terhampar didepan mata. Disini ada beberapa tempat untuk mendirikan tenda, namun sangat rawan badai. Itu alasannya ialah ketinggian dan lokasinya sangat terbuka tanpa adanya pepohonan yang bisa menghambat angin kencang.
11. Puncak Gunung Slamet 3428 mdpl.
Setelah beristirahat beberapa lama, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Semua anggota Siput sudah terkumpul dan siap berjalan menjadi satu rombongan kembali. Medan yang kami lalui ialah medan bebatuan dengan kemiringan yang sangat terjal. Jadi, harus mempelajari trik mengatasi medan berpasir/berbatu dengan kemiringandiatas rata-rata saat mendaki gunung. Namun, perjalanan akan sangat usang apabila dipaksa harus selalu berkelompok. Mengingat waktu juga sudah beranjak sore. Akhirnya saya putuskan untuk naik seorang diri alasannya ialah akan turun kembali menuju camp untuk menyiapkan makanan. Aku yakin setiap anggota laki-laki Siput adventure mempunyai rasa tanggung jawab terhadap semua anggotanya, terutama anggota perempuannya.
![]() |
| Gambar : Luapan kegembiraan sehabis di Puncak |
Aku terus berjalan menuju puncak, dan bertemu dengan Gibran yang sedang beristirahat diatas batu. Sedangkan tiga orang dari Walang adventure sudah berangsur turun sempurna diatas Gibran. Kami sempat saling menyapa dan bercanda saat berpapasan. Aku terus berjalan menuju puncak sejati Gunung Slamet diketinggian 3428 mdpl. Sesampainya dititik tertinggi Gunung Slamet, saya lihat ada muda-mudi yang sedang sibuk berfoto ria. Aku tunggu sejenak hingga mereka selesai melaksanakan ritualnya. Setelah mereka selesai berfoto saya gres mendekat menuju plang yang memperlihatkan titik tertinggi Gunung Slamet, dan lekas mengambil gambarnya.
12. Puncak Tugu Gunung Slamet.
Karena tidak yummy dengan muda-mudi tersebut, saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuruni punggungan puncak menuju Puncak Tugu. Aku sempat berpapasan dengan Gibran saat akan menuruni punggungan. Gibran eksklusif menuju Puncak sejati Gunung Slamet 3428 mdpl. Setelah turun dan sedikit jalan naik, sampailah saya di Puncak Tugu Gunung Slamet. Aku lantas melihat kesekeliling menikmati pemandangan disekitar. Kawah gres dengan kepulan asap dan lebarnya yang luas menganga terpampang terang didepan mata. Aku hanya bengong memandangi ciptaan Allah yang maha dahsyat tersebut, sambil menyelipkan beberapa bait.
![]() |
| Gambar : Kawah aktif Gunung Slamet |
Boleh ya teman, saya sisipkan sedikit embel-embel...
Rahayu
Rahayu
Jawa tengahku, jawa tengah mereka
Kini dihadapannya tugu yang membatu
Diantara kaldera yang menganga
terbuka masih menganga lebih luasnya
Kini dihadapannya tugu yang membatu
Diantara kaldera yang menganga
terbuka masih menganga lebih luasnya
Dari pasir mendesir hingga kerakal berserak marak
Sampai mendatar seluas pandang
Mengepul asap segumul langit menggempal
Pangkalnya menguning meski tak terpancar surya
Sampai mendatar seluas pandang
Mengepul asap segumul langit menggempal
Pangkalnya menguning meski tak terpancar surya
Aku bersumpah dengan tegak berdiri
Tak menantang ataupun menyerang
Aku hanya membatu sama menyerupai tugu
Bisu tiada menentu
Tak menantang ataupun menyerang
Aku hanya membatu sama menyerupai tugu
Bisu tiada menentu
Ternyata saya sedang sendiri
Menyambangi rahayu dirimu
Dasa nama untuk tanah dimana saya berpijak
Rahayu selamatkan saya dan cerahkan suram
Ketika kulempar angan menuju masa lalu
Tubuh mengaku bukan menjadi aku
Ketika hijrah tanpa berpelengkap zirah
Dari sedikit yang tergolong
Menyambangi rahayu dirimu
Dasa nama untuk tanah dimana saya berpijak
Rahayu selamatkan saya dan cerahkan suram
Ketika kulempar angan menuju masa lalu
Tubuh mengaku bukan menjadi aku
Ketika hijrah tanpa berpelengkap zirah
Dari sedikit yang tergolong
Dikejauhan punggung kaldera membiaskan
Langkah-langkah insan dengan bernafsu tekadnya
Telah berulang kali saya katakan padanya
Manusia tak sekecil apa yang terlihat
Langkah-langkah insan dengan bernafsu tekadnya
Telah berulang kali saya katakan padanya
Manusia tak sekecil apa yang terlihat
Makhluk mahir bila menjauh dari kafarat
Sedangkan saya masih membatu bagaikan tugu
Melongok laki bini yang belum jadi saling memerikkan keadaan
Sedangkan saya masih membatu mulai mendebu
Sedangkan saya masih membatu bagaikan tugu
Melongok laki bini yang belum jadi saling memerikkan keadaan
Sedangkan saya masih membatu mulai mendebu
Diufuk barat pancarannya mulai karam
Sedikit saja akupun mengikuti permainannya
Biarpun tenggelam namun begitu jua
Pencerahan terbit kembali kala sang surya mulai padam
Diantara jurang saya masih membatu mulai karam
Sebatas apakah?
Manusia hanya sebatas kelahiran dan mortalitas orang barat bilang
Hanya sebatas itu dan saya masih saja membatu diatasmu wahai rahayu
Sedikit saja akupun mengikuti permainannya
Biarpun tenggelam namun begitu jua
Pencerahan terbit kembali kala sang surya mulai padam
Diantara jurang saya masih membatu mulai karam
Sebatas apakah?
Manusia hanya sebatas kelahiran dan mortalitas orang barat bilang
Hanya sebatas itu dan saya masih saja membatu diatasmu wahai rahayu
Begitulah kira-kira apa yang saya lamunkan disela-sela tenang diantara kesendirian. Aku mulai beranjak dari tempatku dan mulai berjalan untuk kembali. Diperjalananku turun, saya bertemu beberapa anggota lainnya. Ari sudah terlebih dahulu melangkah beberapa puluh meter didepan teman-teman. Lia hanya bengong melihatku turun dengan muka masam dan tampaknya enggan berpijak lagi. Namun, tetap saja ia berjalan. Kami sempat berbicara entah apa tema yang kita bicarakan. Yang terang saya hanya cengengesan bersama Lia dan Syukur alasannya ialah berbicara tanpa tema dan hanya untuk menghasilkan tawa. Kemudian tiba anggota lainnya yang mulai meringsek menuju puncak. Sempat sejenak saya berhenti berbincang legit dengan Fuji diatas bebatuan. Lagi-lagi entah apa temanya, yang terang kami hanya sedikit tersenyum dan mengernyitkan dahi. Aku kembali turun melanjutkan perjalanan menuju Camp.
![]() |
| Gambar : Dania sedang beristirahat diatas bebatuan |
Kali ini saya bertemu lagi dengan ‘pendaki roker’. Siapa lagi jikalau bukan Dania. Ya, saya turun bersama Dania sambil mendengarkan tausiah yang sangat bermanfaat untuk materi pertimbangan dalam hidup. Terima kasih uhti !
Meskipun Dania tidak melanjutkan perjalanan ke Puncak, namun sudah banyak perbaikan dari pendakian-pendakian sebelumnya.
Tanpa sadar kita telah berjalan cukup jauh dan hampir hingga di Pos 5. Kami sempat beristirahat sejenak disitu. Hening suasana terpecahkan oleh datangnya Ari yang tiba-tiba muncul dari jalan sempit yang kanan kirinya terhimpit tebing rendah, atau lebih tepatnya menyerupai jalur air. Jadi, saya meneruskan perjalanan sendiri dan Ari saya tinggal untuk menemani Dania dibelakang. Meskipun sudah saya percepat jalanku, tetap saja saya hingga di Camp saat hari mulai senja. Aku berjalan cepat menuju Camp hanya dengan satu alasan, yaitu memasak untuk makan bersama.
Tanpa sadar kita telah berjalan cukup jauh dan hampir hingga di Pos 5. Kami sempat beristirahat sejenak disitu. Hening suasana terpecahkan oleh datangnya Ari yang tiba-tiba muncul dari jalan sempit yang kanan kirinya terhimpit tebing rendah, atau lebih tepatnya menyerupai jalur air. Jadi, saya meneruskan perjalanan sendiri dan Ari saya tinggal untuk menemani Dania dibelakang. Meskipun sudah saya percepat jalanku, tetap saja saya hingga di Camp saat hari mulai senja. Aku berjalan cepat menuju Camp hanya dengan satu alasan, yaitu memasak untuk makan bersama.
![]() |
| Gambar : dari kanan belakang ; Awal, Syukur, Rizka, Udin, Fuji, Dania, Indra, Adi, Gibran. Barisan depan ; Rihan, Ari, Lia |
Disana Walang adventure dan Awal sedang beristirahat. Aku eksklusif saja memasak apa yang perlu dimasak. Sayuran yang Dania beli sudah bau sebagian. Jadi, saya tambahkan kentang saja biar semua sanggup mencicipi nikmatnya sop. Awal bersamaku didalam tenda memasak sop dan sarden dengan resep sama menyerupai menciptakan cerpen fiksi (mengarang). Iris, cuci, dan rebus. Masak ! masak! Dan masak !
Semoga menjadi kuliner yang berkah, meskipun rasanya akan sedikit aneh. Sehabis maghrib matang sudah nasi Walang adventure masak. Selanjutnya apa lagi?
Makan ! ya, makan bersama ialah suatu kenikmatan tersendiri sehabis berjibaku dengan jalur pendakian Gunung Slamet. Semua menikmati dan semua mencicipi kuliner ala kadarnya.
Semoga menjadi kuliner yang berkah, meskipun rasanya akan sedikit aneh. Sehabis maghrib matang sudah nasi Walang adventure masak. Selanjutnya apa lagi?
Makan ! ya, makan bersama ialah suatu kenikmatan tersendiri sehabis berjibaku dengan jalur pendakian Gunung Slamet. Semua menikmati dan semua mencicipi kuliner ala kadarnya.
![]() |
| Gambar : Bersama "Duo Be" |
![]() |
| Gambar : Bersama bocah lereng Gunung Slamet |
Dengan sampainya semua anggota di Basecamp, menjadi mengambarkan bahwa perjalanan kali ini akan segera bersambung diperjalanan selanjutnya. Beberapa sahabat sedang sibuk membersihkan diri, ada juga yang sedang mempacking barang bawaan, dan saya menentukan minum kopi di warung depan Basecamp sambil berbincang-bincang dengan teman-teman sebelum kami berpisah.
Silahkan tonton juga videonya dibawah ini..
Silahkan tonton juga videonya dibawah ini..
Catatan :
- Bawalah masker, buff, ataupun slayer saat mendaki dimusim kemarau untuk meminimalisir debu yang masuk kedalam susukan pernafasan.
- Usahakan biar tidak memunculkan kepulan debu hiperbola dengan langkah kaki kita.
- Summit attack biasanya ialah tahap terberat dalam pendakian. Sehingga sangat disarankan untuk membawa bekal air, obat-obatan pribadi, dan air secukupnya.
- Tuhan Yang Maha Esa.
- Tim :
- Adi WB.
- Ari Ardiansyah.
- Rihan B.
- Awal
- Gibran.
- Syukur.
- Rizka.
- Udin.
- Indra.
- Lia Afrida.
- Fuji E.M
- Dania B.
- Basecamp Gunung Slamet via Bambangan.
- Warga Dusun Bambangan.
- Siput adventure dibalik layar :
- Arif.
- Amalia A.
- Legina.
- Ryo.
- Parkit.
Sekian catatan perjalanan kali ini bersama Siput adventure dan Walang adventure yang berjudul Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan, Suasana Baru Menuju Titik Tertinggi Jawa Tengah. Semoga bermanfaat dan selamat berpetualang. ||H2S||

























Komentar
Posting Komentar