Manajemen Pendakian
Dari aneka macam kasus hilangnya teman-teman yang sedang melaksanakan pendakian, faktor penyebabnya ialah administrasi pendakian yang kurang baik. Apalagi jikalau pendakian itu dilakukan berkelompok. Manajemen pendakian sangat diharapkan demi suksesnya pendakian itu sendiri.
Seperti kasus hilangnya salah satu pendaki di Gunung Kerinci dan Gunung Sindoro. Sebenarnya sahabat kita tersebut mendaki dengan rombongannya. Pertanyaannya ialah "kenapa beliau tersesat seorang diri, padahal beliau melaksanakan pendakian bersama belasan rekannya?"
Baiklah.
Posting kali ini saya akan memaparkan beberapa tips untuk teman-teman semoga menjadi materi pertimbangan untuk melaksanakan pendakian.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan semoga administrasi pendakian menjadi lebih optimal, diantaranya :
1. Pertimbangan logistik.
Logistik atau materi makanan sangatlah penting dalam proses pendakian. Oleh alasannya itu, usahakan menghitung usang perjalanan. Sehingga sanggup memperkirakan berapa banyak logistik yang harus dibawa.
2. Proses aklimatisasi.
Aklimatisasi sanggup diartikan sebagai proses pembiasaan diri terhadap lingkungan dan batas ketinggian. Maksudnya, pendakian yang baik ialah pendakian yang memperhatikan jarak tempuh dan batas waktu untuk berhenti dan mendirikan camp. Misalnya saja mirip gunung Semeru. Kita disarankan untuk melaksanakan pendakian selama 3 hari 2 malam.
3. Bagi kelompok menjadi 3 bagian.
Setelah poin 1 dan 2 sudah teman-teman pahami. Selanjutnya lakukanlah pembagian tugas.
Seperti dibawah ini.
a. Leader
Leader atau pemimpin pendakian ialah orang yang sudah mengetahui medan dan mempunyai lebih banyak penglaman. Tugasnya ialah menunjukkan pengarahan kepada semua anggota. Misalnya saja himbauan untuk istirahat dan mengecek kelengkapan anggota. Selain itu, seorang leader harus mempunyai kecakapan tekhnik-tekhnik pendakian. Leader biasanya berjalan paling depan dari semua anggota.
2. Sweeper
Sweeper dalam bahasa indonesia berarti penyapu. Sesuai dengan namanya, sweeper bertugas menyapu semua anggota pendakian. Posisi sweeper sendiri harus selalu berada dibelakang sendiri. Hal itu dijadikan patokan semoga semua anggota tidak ada yang tertinggal.
3. Peserta pendakian
Tim yang berpengaruh ialah tim yang solid. Kepaduan dan kepadatan kelompok tidak tergantung pada leader dan sweeper yang hebat. Melainkan kerjasama tim dan pemahaman antara satu anggota dan lainnya. Saya ibaratkan saja mirip kereta api. Kereta tanpa lokomotif (leader) niscaya tidak sanggup berjalan. Kereta tanpa adanya gerbong(sweeper) sama saja menyulitkan lokomotif. Sedangkan adanya penumpang (peserta pendakian) tergantung kereta yang membawa mereka. Begitulah kira-kira hubungan dari satu kesatuan sebuah kelompok pendakin. Semua saling membutuhkan dan saling mengisi semoga sanggup berjalan lancar.
Catatan :
- segera mencari daerah untuk mendirikan camp apabila tim sudah pincang atau cidera.
-lakukan sulaman antara anggota yang mempunyai kebugaran yang manis dan kurang bagus. ||H2S||
Sekian posting wacana administrasi pendakian berdasarkan pecinta kaldera. Semoga bermanfaat dan selamat berpetualang.



Komentar
Posting Komentar